uang
anak belajar uang - cerpen

Ngatur Uang Jajan Anak

Sore itu, suasana di depan gerbang sekolah dasar begitu ramai. Terlihat anak-anak berhamburan keluar dengan tawa riang, sementara para ibu sudah menunggu dengan sabar. Di bawah pohon rindang, Ibu Sari menunggu anaknya, Rian. Tak jauh darinya, ada Ibu Desi yang sibuk dengan ponselnya dan Ibu Erna yang sedang merapikan bekal makanan.

Curhatan Bu Desi

Ibu Desi menghela napas, “Duh, pusing deh, Bu. Anakku minta uang jajan terus. Sehari bisa habis tiga puluh ribu sendiri. Gak cukup-cukup rasanya!”

Ibu Erna yang mendengar langsung menanggapi dengan heran. “Tiga puluh ribu? Boros banget, Bu! Anak saya sih, enggak saya kasih uang jajan. Saya cuma bawain bekal dari rumah. Lebih terjamin kebersihannya dan hemat juga.”

Ibu Desi tampak tak terima. “Ya, kan beda, Bu. Namanya juga anak-anak, pasti mau jajan sama temannya.”

Ibu Sari yang sedari tadi menyimak, mencoba menengahi. “Sepertinya, kita memang punya cara masing-masing ya, Bu, dalam mendidik anak soal uang jajan. Keduanya ada baiknya.”

“Iya, Bu Sari. Tapi kalau boros begitu, bagaimana?” tanya Ibu Erna.

Tips Dari Bu Sari

Ibu Sari tersenyum, “Mungkin, kita bisa ajarkan anak tentang prioritas. Kalau kita beri uang jajan, anak bisa belajar mengelola uangnya sendiri. Bisa diajarkan menabung, atau membelanjakan untuk hal yang penting saja.”

Ia melanjutkan. “Misalnya, kita bisa buat kesepakatan. ‘Uang jajan hari ini tiga puluh ribu, tapi lima ribu harus ditabung dan sisanya boleh untuk jajan.’ Atau, ‘Uang jajan minggu ini seratus ribu. Kalau masih sisa bisa buat beli buku cerita.’ Jadi, anak juga belajar bahwa uang itu ada batasnya dan harus digunakan dengan bijak.”

“Kalau bekal dari rumah juga bagus sekali, Bu Erna. Itu mengajarkan anak tentang pentingnya makanan sehat dan hemat. Namun, sesekali boleh juga kok kita berikan uang jajan agar anak tidak merasa berbeda dengan teman-temannya,” tambah Ibu Sari.

Ibu Desi dan Ibu Erna saling pandang, mulai memahami maksud Ibu Sari. Mereka sadar, mendidik anak soal uang tak hanya tentang memberi atau tidak memberi. Tapi lebih kepada bagaimana anak bisa belajar mengendalikan dirinya, menghargai uang, dan membuat keputusan yang bijak sejak dini.

“Wah, benar juga, ya. Saya jadi dapat ide. Mungkin mulai besok saya coba kasih dia uang jajan dengan sistem tabungan,” kata Ibu Desi sambil tersenyum.

“Kalau begitu, saya juga sesekali kasih uang jajan ke anak. Biar dia bisa belajar beli jajanan sendiri dan berinteraksi sama teman-temannya,” timpal Ibu Erna.

Ibu Sari mengangguk puas. “Intinya, kita ajarkan anak bahwa uang bukan cuma untuk dihabiskan, tapi juga untuk dikelola.

Halo Mam, Kenalin aku Mam Yuni, ibu dari anak-anak sehat yang menulis blog ini sebagai jurnal aku belajar uang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *