blockchain
cerpen - mama belajar uang

Catatan Bu Beti dan Rahasia Blockchain di Dapur

Pagi itu, aroma teh manis mengepul di meja makan. Seperti biasa, Bu Beti duduk dengan buku catatan keuangannya—sampulnya sudah agak lusuh, tapi isinya rapi sekali.

“Semua harus umi catat, biar tahu ke mana larinya uang bulanan,” gumamnya sambil menulis:
3 Agustus – Beli ayam dan sayur di pasar: Rp85.000

Buku itu adalah “kitab keuangan” rumah tangga. Dari belanja sayur, pulsa listrik, sampai uang jajan anak, semua ada. Tapi belakangan, muncul masalah.

“Bu, kapan terakhir isi ulang gas elpiji?” tanya Pak Budi, bingung.
“Umi, aku pernah kasih uang kembalian waktu beli sabun, tapi umi tidak mencatatnya kan!” protes anak sulungnya.

Bu Beti menghela napas. Rupanya, mencatat sendirian membuat banyak transaksi hilang begitu saja.


🧾 Ide Cemerlang: Catatan Bersama Ala Blockchain

Akhirnya, Bu Beti punya ide.
“Mulai sekarang, setiap pengeluaran harus diumumkan ke keluarga. Semua orang mencatat di buku masing-masing,” ujarnya sambil mengangkat buku catatannya.

Contoh, anak membeli sabun. Ia akan umumkan di grup WhatsApp keluarga:

“Beli sabun: Rp15.000”

Lalu, semua anggota rumah—Bu Beti, Pak Budi, dan anak-anak—mencatatnya di buku mereka.

Setiap malam, sebelum tidur, mereka akan cocokkan catatan. Kalau semua sama, itu dianggap “satu blok pengeluaran” yang sah. Kita semua akan memberikan stiker lucu di Blok itu yang bertuliskan:
Blok 3 Agustus – Valid!

Hari demi hari, kumpulan “blok” itu membentuk rantai transaksi yang rapi, jelas, dan sulit untuk memanipulasinya. Kalau ada yang mengaku beli mie instan tapi tidak tercatat di buku siapa pun, transaksi itu dianggap tidak sah.


Begitulah, tanpa sadar, Bu Beti dan keluarganya sudah membuat sistem sederhana mirip blockchain—catatan yang transparan, disetujui bersama, dan aman dari penghapusan diam-diam.

“Wah, ternyata kita bisa juga mempraktikkan teknologi ini di dapur,” kata Pak Budi sambil tersenyum.

Halo Mam, Kenalin aku Mam Yuni, ibu dari anak-anak sehat yang menulis blog ini sebagai jurnal aku belajar uang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *